Rabu, 28 Juni 2017

Resep Masakan Kue Utri Nangka Indonesia

Jajanan ini telah saya kenal semenjak masa kanak-kanak, kadang dibeli Ibu saya guna menemani minum teh atau sebatas pengganjal perut di pagi hari. Dijual di suatu warung yang jaraknya tidak cukup lebih 500 meter dari lokasi tinggal kami. Letaknya di jalan utama di seberang masjid desa. Layaknya restoran khas desa tempo dulu, letak warung menyatu dengan lokasi tinggal sang pemilik. Menjual menu khas desa laksana Nasi Pecel, Nasi Tumpang dan sekian banyak  macam jajanan pasar yang diciptakan sendiri oleh Bu Koro. Dan tak ketinggalan sediaan kopi hangat mengepul yang dihidangkan sehabis sarapan. Tak heran warung ini paling populer ibarat cafe guna kumpul semua Bapak2 di pagi hari seraya bertukar kisah sebelum bekerja. 


Warung sekaligus lokasi tinggal Bapak dan Ibu Koro pun menyimpan sejarah untuk kami anak-anak yang bermukim di sekitarnya tergolong saya. Waktu tersebut di umur saya yang masih SD, di pertengahan tahun 70an family yang mempunyai televisi dapat dihitung dengan jari namun keluarga Pak Koro ialah perkecualian. Beliau mempunyai TV hitam putih ukuran 17 inci, dengan model lama yang dikemas dalam lemari kayu berkaki empat, dengan 2 penutup pintu yang dapat digeser ke arah kiri dan kanan laksana miniatur pintu ruko. 

Dengan kebaikannya family Pak Koro mengizinkan kami anak2 tetangga masing-masing hari untuk menyaksikan siaran dari chanel TVRI, satu2nya chanel yang ada masa-masa itu. Dan dengan motivasi kami anak2 selalu muncul di senja hari dan tertawa terbahak-bahak masing-masing kali menyaksikan acara iklan "Sarana Niaga" yang sedang menayangkan brand  penyedap Ajinomoto dengan adegan pelawak Bagiyo dan Mak Wok yang lucu ketika kehilangan sanggulnya yang copot. Kebahagiaan sejati anak-anak dalam keterbatasan! 

Sayang warung Pak Koro telah tak eksis lagi semenjak Bu Koro berpulang dan tak terdapat penerusnya. Tapi kenangannya tak bakal pernah saya lupakan dan terus mengendap, memunculkan perasaan bahagia sekaligus haru masing-masing saya pulang dusun dan menyaksikan bekas bangunan yang tak lagi berwujud. 

Sebagai kompensasi guna menggali memori masa kecil, saya buat Kue Utri ini sebagai tribut kecil guna Bapak dan Ibu Koro, terima kasih telah menyerahkan kenangan estetis dalam perjalanan hidup kami. Catatan: Resep melulu menurut reka-reka dan memori akan cita rasa yang masih dapat saya kumpulkan. Maaf bila ada kekurangan. Semoga cocok dengan selera anda.

Bahan guna 12 Bungkus:
200 gr tepung beras yang baru (pakai sediaan tepung jadi andai tak ada)
40 gr tepung tapioka
700 ml santan sedang (bisa diganti dengan 350 santan kental dibaur dengan 350 ml air)
150 gr gula kelapa atau aren, disisir halus (bukan gula merah dari tebu)
1/2 sdt garam
1-2 lbr daun pandan, potong2 atau ikat (jika ada)
6 buah nangka matang, potong dadu agak besar (pakai sediaan nangka kalengan andai terpaksa)
12 lbr daun pisang ukuran 18cmx20cm

Cara Membuat:
Iris atau sisir halus gula kelapa. Jika gula agak keras dan sulit larut, silahkan diblender dengan tambahan tidak banyak santan menjadi larutan gula kental. Sisihkan.
Campur tepung beras, tepung tapioka dan garam di dalam mangkok atau gelas ukur yang agak besar.
Tambahkan gula sisir atau larutan gula ke dalam mangkok.
Tambahkan santan tidak banyak demi tidak banyak dan aduk sampai menjadi adonan yang rata.
Cicipi adonan, andai perlu tambahkan gula pasir secukunya andai menurut kamu kurang manis.
Masukkan larutan tepung ke dalam panci perebus. Jika butuh saring dengan saringan halus andai adonan masih berbutir-butir tidak rata. Tambahkan daun pandan (jika ada).Sisihkan.
(Adonan bakal kelihatan paling encer serupa konsistensi santan kental, tapi tidak boleh kuatir, adonan bakal mengental begitu dipanaskan).
Potong-potong daging nangka cocok selera. Sisihkan.
Panaskan larutan tepung dengan suhu kecil-sedang (sekitar skala 4 dari 9,)sambil diaduk terus menerus.
(Tips Penting: Jangan memasak dengan api besar atau meninggalkan adonan barang sejenak sekitar proses pemanasan dan pengadukan, andai terlewat sebentar saja adonan bakal bergumpal2 tidak karuan!!
Di mula proses pemanasan, adonan laksana bergumpal kecil2 dan matang tidak merata, abaikan dan aduk terus lama2 adonan bakal halus dengan sendirinya)
Masak sampai menyusun adonan yang matang, kental dan halus serupa adonan bubur sumsum. Angkat dari api.
(Adonan telah matang bila kamu sendok adonan dari dasar panci, dasar panci bakal licin dan adonan tidak meninggalkan bekas).
Masukkan potongan nangka ke dalam adonan dan aduk rata. Sisihkan beberapa potongan nangka guna topping saat membalut (optional).
Siapkan sepotong daun pisang. Beri 3-4 sdm adonan di tengah2 daun, beri toping tidak cukup lebih 3-4 potongan nangka.
Bungkus format tum dengan langkah2 cocok dalam gambar. Lakukan hingga adonan habis.
Kukus dalam dandang sekitar 30 menit semenjak uap air mendesis.
Sajikan panas atau dingin cocok selera.

Catatan & Tips :
Daun pisang segar gampang sobek ketika dilipat. Jika butuh lemaskan daun pisang dalam air mendidih atau letakkan di atas panci pengukus agar lebih gampang dilipat sekaligus menangkal kebocoran.
Kesalahan fatal yg tidak jarang terjadi saat menciptakan adonan ialah TIDAK SABAR dan inginkan cepat2 matang dengan memasak adonan langsung dengan api besar. Hasilnya adonan langsung bergumpal-gumpal tak karuan.
Jika kamu sudah memakai teknik yang benar namun hasilnya meleset karena hal lain tidak boleh langsung panik!! Selamatkan adonan kamu dengan cara: Angkat segera dari api, beri air hangat untuk mencairkan adonan, aduk2 adonan dengan gerakan memutar sendok spatula sekuat dan secepat barangkali sampai adonan agak rata, tambahkan 1 sdm mentega atau margarine dan panaskan kembali.

About the Author

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Below ©. Created Theme By | Mr. Thony